Baru Listing, Bintang Samudera Langsung Bagi Dividen! Segini Nilainya

Emiten jasa pengangkutan laut dan logistik, PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp1 miliar, setara dengan 22,85 persen dari saldo laba di 2021 serta tambahan Rp 1 miliar dari saldo laba ditahan perseroan.

Dengan demikian, besaran dividen yang akan dibagikan sebesar Rp2 miliar atau equivalen sebesar Rp 1,08 per lembar saham. Sementara itu, perseroan akan mengalokasikan sisa laba bersih 2021 sebesar Rp 3,38 miliar menjadi laba ditahan.

Per Desember 2021, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya yakni Rp 17,85 miliar, naik 33% dari tahun sebelumnya Rp 13,47 miliar. Sedangkan saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya senilai Rp 500 juta. Saldo laba ini masuk pos ekuitas BSML tahun 2021 Rp 94,56 miliar.

Direktur Utama BSML David Desanan Anan Winowod mengatakan perseroan berencana membayar dividen tunai setiap tahun, yang dimulai untuk Tahun Buku 2022 maksimal 35% dari laba, sesuai dengan prospektus saat BSML melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

“Pembagian dividen ini mempertimbangkan keuntungan atau saldo laba positif tahun fiskal dan kewajiban kami untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan perseroan,” kata David, dalam keterangan resmi usai RUPST, Kamis (14/7/2022).

Tingkat pertumbuhan bisnis ke depan juga menjadi pertimbangan penting dalam pembagian dividen. “Semuanya secara keseluruhan diharapkan selaras dengan tujuan kami untuk memaksimalkan nilai pemegang saham jangka panjang,” katanya.

Tahun lalu, BSML mencatatkan kinerja memuaskan dengan laba bersih Rp 4,38 miliar, meroket 922,42% dari tahun 2020 Rp 428,55 juta. Kenaikan laba bersih itu seiring dengan pendapatan usaha yang mencapai Rp 61,16 miliar, melesat 126,81% dari tahun 2020 Rp 26,96 miliar.

Direktur Keuangan BSML Pramayari Hardian D mengatakan kinerja positif tahun lalu berlanjut di kuartal I-2022 dengan mencatatkan laba bersih Rp 3,25 miliar, atau 74% dari raihan laba full year 2021. Pencapaian laba ini seiring dengan pendapatan kuartal I 2022 senilai Rp 36,08 miliar, atau 59% dari pendapatan 2021.

“Per Maret 2022 aset mencapai Rp 37,26 miliar, kas dan setara kas Rp 11,74 miliar. liabilitas Rp 152,66 miliar, dan ekuitas Rp 97,81 miliar, sehingga debt equity ratio (DER) 1,56 kali, masih terkendali,” kata Pramayari.

Pada kuartal I ini, pendapatan terbesar bergeser dengan porsi terbesar dari freight charter Rp 23,20 miliar atau berkontribusi 64,30%, disusul time charter Rp 12 miliar atau 33,26%, dan sisanya trading Rp 880 juta. Padahal, selama 2021, pendapatan time charter dominan 84,3% atau Rp 51,55 miliar, disusul freight charter Rp 9,32 miliar atau 15% dan perdagangan 0,5% atau Rp 282,69 juta.

Saat ini, perseroan juga masih memiliki sisa dana IPO untuk digunakan demi pengembangan bisnis sebesar Rp 23,46 miliar, dari dana bersih hasil IPO Rp 38,96 miliar. “Dana IPO sebelumnya sudah digunakan untuk modal kerja, pinjaman modal kerja anak usaha, dan pembayaran pinjaman bank,” jelas Pramayari.

Sumber: wartaekonomi.co.id
Penulis: Annisa Nurfitriyani