Emiten jasa pengangkutan laut dan logistik, PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (14/7/2022), setelah perseroan resmi tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 16 Desember 2021.
Hasil RUPST menyetujui laporan tahunan tahun buku 2021, penetapan penggunaan laba bersih 2021, dan pembagian dividen kepada para pemegang saham yang diambil dari laba ditahan tahun buku sebelumnya.
Berdasarkan hasil RUPST, Bintang Samudera akan membagikan dividen sebesar Rp 1 miliar atau setara 22,85% dari saldo laba 2021 serta tambahan Rp 1 miliar dari saldo laba ditahan perseroan. Dengan demikian, besaran dividen yang akan dibagikan sebesar Rp 2 miliar atau ekuivalen dengan Rp 1,08 per saham. Sementara itu, perseroan akan mengalokasikan sisa laba bersih 2021 sebesar Rp 3,38 miliar sebagai laba ditahan.
Per Desember 2021, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 17,85 miliar, naik 33% dari tahun sebelumnya Rp 13,47 miliar. Sedangkan saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya senilai Rp 500 juta. Saldo laba ini masuk pos ekuitas Bintang Samudera tahun 2021 yang mencapai Rp 94,56 miliar.
Direktur Utama Bintang Samudera Mandiri Lines David Desanan Anan Winowod mengatakan, perseroan berencana membayar dividen tunai setiap tahun, yang dimulai untuk tahun buku 2022 maksimal 35% dari laba, sesuai dengan prospektus saat BSML melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
“Pembagian dividen ini mempertimbangkan keuntungan atau saldo laba positif tahun fiskal dan kewajiban kami untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan perseroan,” kata David dalam keterangan resmi usai RUPST.
Tingkat pertumbuhan bisnis ke depan juga menjadi pertimbangan penting dalam pembagian dividen oleh emiten berkode saham BSML ini. “Semuanya secara keseluruhan diharapkan selaras dengan tujuan kami untuk memaksimalkan nilai pemegang saham jangka panjang,” katanya.
Tahun lalu, BSML mencatatkan kinerja memuaskan dengan laba bersih Rp 4,38 miliar, meroket 922,42% dari tahun 2020 yang sebesar Rp 428,55 juta. Kenaikan laba bersih itu seiring dengan pendapatan usaha yang mencapai Rp 61,16 miliar, melesat 126,81% dari tahun 2020 yang sebesar Rp 26,96 miliar.
Direktur Keuangan Bintang Samudera Mandiri Lines Pramayari Hardian D mengatakan, kinerja positif tahun lalu berlanjut pada kuartal I-2022 dengan mencatatkan laba bersih Rp 3,25 miliar atau 74% dari raihan laba full year 2021. Pencapaian laba ini seiring dengan pendapatan kuartal I-2022 yang senilai Rp 36,08 miliar atau 59% dari pendapatan 2021.
“Per Maret 2022, aset mencapai Rp 37,26 miliar, serta kas dan setara kas Rp 11,74 miliar. Liabilitas Rp 152,66 miliar dan ekuitas Rp 97,81 miliar, sehingga debt equity ratio (DER) 1,56 kali masih terkendali,” ungkap Pramayari.
Pada kuartal I-2022, pendapatan terbesar BSML bergeser dengan porsi terbesar dari freight charter Rp 23,20 miliar atau berkontribusi 64,30%, disusul time charter Rp 12 miliar atau 33,26%, dan sisanya trading Rp 880 juta. Padahal, selama 2021, pendapatan time charter dominan 84,3% atau Rp 51,55 miliar, disusul freight charter Rp 9,32 miliar atau 15%, dan perdagangan 0,5% atau Rp 282,69 juta.
Saat ini, BSML masih memiliki sisa dana IPO untuk digunakan demi pengembangan bisnis sebesar Rp 23,46 miliar dari dana bersih hasil IPO Rp 38,96 miliar. “Dana IPO sebelumnya sudah digunakan untuk modal kerja, pinjaman modal kerja anak usaha, dan pembayaran pinjaman bank,” jelas Pramayari.